DIPLOMASI
Diplomasi adalah perpaduan antara ilmu dan seni
perundingan atau metode untuk menyampaikan pesan melalui perundingan guna
mencapai tujuan dan kepentingan Negara yang menyangkut bidang politik, ekonomi,
perdagangan, sosial, budaya, pertahanan, militer, dan berbagai kepentingan lain
dalam bingkai hubungan.
Komunikasi
internasional merupakan bagian dari ilmu komunikasi. Sehingga teori
dasar komunikasi dasar dari Lasswell masih dapat berkaitan dalam
komunikasi internasional, Teori Lasswell yaitu Who-says what-in which
channel-to whom-with what effect. Diplomasi Borjuis-Sipil adalah
Mengutamakan negosiasi damai daripada saling menghancurkan, Diplomasi
Demokratis adalah Diplomasi ini berlangsung secara terbuka dengan memperhatikan
suara rakyat, Diplomasi Totaliter yaitu Diplomasi ini lebih menonjolkan
peningkatan peran Negara dan sekaligus penambahan tuntutan yang dibuat oleh
Negara tentang kesetiaan dan pengabdian rakyat. Diplomasi Preventif yaitu
mengusung pesan tunggal “Stop The war”. Diplomasi Provokatif adalah untuk
menyudutkan suatu negara agar masyarakat internasional membenci kebijakan
politik suatu negara tersebut. Diplomsi Perjuangan Diplomasi yang Dicetuskan
Presiden Soeharto, Diplomasi ini di lakukan untuk mempertahankan posisinya
dalam memperjuangkan hak-hak untuk mengatur urusan dalam negerinya sendiri dan
menghindari campur tangan Negara lain.
BENTUK-BENTUK DIPLOMASI
Macam atau jenis diplomasi berdasarkan tujuan
diplomasi terdiri dari Diplomasi Preventif, Diplomasi Penyelesaian konflik, dan
Diplomasi Persahabatan. Sedangkan berdasarkan isu dan substansinya dibedakan
menjadi Security diplomacy, Human right diplomacy,
Economic diplomacy. Selain itu juga terdapat jenis diplomasi demokratis.
Diplomasi
Preventif yang dimulai dari perkembangann, manfaat, kelebihan, kekurangan dan
implementasi dalam realita kehidupan. Selain itu juga untuk mengetahui
diplomasi sebagai penyelesei konflik atau resolusi konflik serta implementsinya
di dehidupan. Selanjutnya ialah diplomasi persahabatan dengan kata kunci sama
seperti diplomsi preventif yakni mengetahui, manfaat, kelebihan, kekurangan dan
implementasi dalam realita.
Berdasarkan
isu substansinya terdapat macam diplomasi berdasarkan isu atau substansinya
yakni diplomasi security, diplomasi Hak Asasi Manusia dan diplomasi Ekonomi.
Masing – masing dari diplomasi tersebut akan diulas untuk mengetahui
pengertian, manfaaat, kekurangan, kelebihan dan implementsinya. Berikut
jenis-jenis diplomasi.
1. Diplomasi Preventive
Prinsip perdamaian dunia sebenarnya tidak mengahendaki adanya suatu
kekrasan dalam bentuk apapun, apalagi bentuk serangan bersenjata yang
diluncurkan kepada suatu negara. Dunia ini memerlukan peacemaking,
peacekeeping dan peacebuilding berdasarkan agenda
yang dikemukakan oleh sekretaris jenderal PBB yakni Boutros Ghali, PBB
mempunyai agenda yang disebut dengan “An Agenda for Peace”. Di
dalam agenda untuk menjaga perdamaian diperlukan adanya diplomasi preventif.
Diplomasi preventif ada
atau muncul setelah perang dingin atau diawal abad ke 20. Diplomasi ini banyak
dilakukan oleh negara-negara dunia ketiga yakni negara yang merdeka dan diakui
kedaulatannya setelah perang dingin, dan dilakukan untuk mencegah berbagai
konflik yang berpotensi perang senjata. Diplomasi preventif secara umum
digunakan untuk mencegah keterlibatan negara-negara super power atau
negara-negara besar dalam sebuah konflik lokal maupun regional, karena
negara-negara yang sedang berkonflik ingin menyeleseikan masalahnya secara
mandiri.
Prinsip diplomasi preventif
juga termuat dalam hukum internasional yakni :
1. Larangan menggunakan kekerasan
2. Penyelesaian perselisihan secara damai
Diplomasi preventif ada
dan dilakukan karena menurut Mochamad Bedjaoui diplomasi ini memiliki 3 tujuan
utama yakni:
1. Mencegah konflik antar pemerintah dan kelompok minoritas dalam suatu
negara,
2. Mencegah perselisihan dan konflik secara terbuka,
3. Mencegah penyebaran konflik sekecil-kecilnya apabila terjadi konflik.
Diplomasi preventif ini dapat dilakukan melalui jalur politik, militer, ekonomi
yang dilakukan oleh pemrintah, organisasi internasional termasuk NGO (National
Goverment Organization), dimana semua element itu bertujuan untuk :
1. Mencegah masalah peningkatan konflik dalam dua negara,
2. Mencegah konflik yang berkompetensi menggunakan senjata,
3. Mencegah intensitas geografis konflik meluas hingga terjadi krisis
kemanusiaan,
4. Mencegah dan mengelola agar krisis kemanusiaan tidak semakin parah, dan
5. Sebagai bagian terhadap kondisi krisis guna memberi solusi.
2. Diplomasi
Penyelesaian Konflik
Konflik adalah suatu
kondisi sosial yang muncul ketika ada dua aktor atau lebih yang mencoba untuk
mewujudkan tujuan yang berbeda.Di dalam hubungan internasional konflik sering
terjadi diantara negara-negara karena adanya suatu benturan kepentingan yang
berbeda antara dua aktor atau lebih dan aktor-aktor negara tersebut berusaha
untuk menggunakan power-nya yakni dengan mempengaruhi aktor lain guna
tercapainya tujuan nasional negaranya. Bentuk dari konflik yang sering terjadi
di kalangan internasional berupa perang, genosida, aksi vandalisme,persuasi,
perkawinan politik, dll. jadi pada saat konflik telah terjadi maka perlu
dilakukan suatu upaya untuk menyeleseikan konflik serta mencegah
penyebaran konflik.
Untuk menyelesaikan
konflik antar negara secara internsional maka terdapat bentuk dari diplomasi
yang lebih spesifik yakni Diplomasi Penyelesaian Konflik. Sesuai dengan namanya
diplomasi penyeleseian konflik dilakukan untuk menyeleseikan konflik antar
negara. Ketika konflik terjadi dan para aktor telah menggunakan powernya maka
keadaan menjadi sangat tidak kondusif, sehingga diplomasi memilii peran yang
berpengaruh terhadap kelangsungan konflik antar negara. Karena diplomasi
dianggap sebagai cara yang terbaik untuk menghindari tindak dan pemikiran tentang
kekerasan jadi jalan akhir yang ditempuh adalah dengan bernegosiasi untuk
mencapai hasil penyeleseian masalah yang dihadapi.
3. Diplomasi
Persahabatan
Diplomasi persahabatan ada dimaksudkan untuk menjalin persahabatan dan
sangat menghindari penyelesaian konflik dengan peperangan. Hubungan yang baik
antara dua negara atu lebih memudahkan negara-negara tersebut dalam mencapai
kepentingannya dalam bidang politik, ekonomi, budaya, maupun ideologi.
Dan biasanya yang melakukan diplomasi persahabatan ialah negara-negara
yang serumpun yang merupakan negara sahabat yang diperkuat denga negosiasi dana
diplomasi. Pada akhir masalah identik dengan perdamaian. Menlu RI, Dr. R.M.
Marty M. Natalegawa mengutarakan tujuan utama dari diplomasi persahabatan
ialah mempererat hubungan antar negara dengan negara lainnya dan menghindari
perang antar negara.Hal tersebut tertulis dalam point kelima ynag
tertuang di Vienna Convention On Diplomatic Relation tahun
1961 yang berisi “meningkakan hubungan persahabatan antara nrgara pengirim dan
negara penerima serta memajukan hubungan ekonomi, kebudayaan dan ilmu
pengetahuan”.
Selain itu diplomasi
juga mempengaruhi penyebaran ideologi. Negara yang memiliki ideologi yang kuat
akan berusaha untuk merangkul banyak negara untuk menganut dan mengaplikasikan
ideologi tersebut serta secara tidak langsung menghalangi penyebaran ideologi
lain dari negara lain. Jika suatu negara menganut ideologi yang sama, dapat
dipastikan negara-negara tersebut memiliki hubungan yang sangat baik dan erat
karena mereka merupakan sahabat.
4. Democratic
Diplomacy
Diplomasi demokratis adalah sebutan bagi diplomasi Amerika Serikat (AS)
yang baru pada abad ke-20 (tahun 1919) ikut berkecimpung dalam percaturan
politik internasional melalui kehadiran Presiden Woodrow Wilson di Konggres
Versailles untuk menyelesaikan persoalan Perang Dunia I. Dalam pertemuan itu
Presiden Woodrow Wilson mengusulkan gagasan 14 Pasal untuk perdamaian dunia
(dikenal dengan Wilson Fourteen Points) dan salah satunya adalah gagasan untuk
mewujudkan “open covenant openly arrived at” alias “perjanjian terbuka
yang dicapai secara terbuka.” Pengertian demokratik di sini merujuk
kepada pola pertanggungjawaban pelaksanaan politik luar negeri yang berlaku di
AS, atau proses politik yang berlaku di AS berkaitan dengan keterlibatan
internasional pemerintahnya. Mengingat Amerika adalah negara dengan sistem
pemerintahan demokratis, maka semua kebijakan luar negeri harus
dipertanggungjawabkan kepada rakyat melalui Konggres (DPR-nya Amerika) karena
lembaga ini memiliki hak ratifikasi (persetujuan).
Ketika Presiden Woodrow
Wilson menandatangani Piagam Liga Bangsa-bangsa (League of Nations) maka ia
harus mempertanggungjawabkannya kepada Konggres, yang ternyata menolak
meratifikasinya. Karena Piagam LBB tidak diratifikasi oleh Konggres, maka
dengan sendirinya AS tidak berkewajiban melaksanakan alias tidak menjadi
anggota Liga.Dalam perkembangannya sekarang ini diplomasi demokratis sering
justru digunakan untuk menyembunyikan maksud yang sebenarnya apabila sebuah
negara tidak mau menandatangani sebuah perjanjian internasional. Amerika,
misalnya, menjadikan alasan tidak diratifikasinya beberapa konvensi atau
kesepakatan internasional oleh Konggres sebagai pembenar untuk tidak
menjalankan konvensi hukum laut internasional, Protokol Kyoto, dan lain-lain.
Israel juga menggunakan alasan persetujuan Parlemen untuk menganeksasi beberapa
wilayah Arab yang ia rebut melalui Perang Enam Hari tahun 1967. Jadi, di sini
diplomasi demokratis hanya istilah semata, atau hanya berlaku untuk hubungan
antar kekuasaan di dalam negeri meskipun keputusan itu bisa sangat tidak
demokratis bagi orang lain.
FUNGSI DAN TUGAS
DIPLOMASI
Diplomasi
memiliki fungsi untuk mendamaikan beragamnya kepentingan ini atau paling tidak membuatnya
berkesesuaian.Sedangkan, fungsi utamanya adalah negosiasi.Diplomasi mempunyai
ruang lingkup menyelesaikan perbedaan-perbedaan dan menjamin
kepentingan-kepentingan negara-negara melalui negosiasi yang sukses.Bila
negosiasi gagal, tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik yang lebih besar
yakni, peperangan antar negara.
Dalam
perannya diplomasi mempunyai peran yang sangat beragam dan banyak untuk bermain
di dalam hubungan internasional.Dalam menjalankan hubungan antara masyarakat
yang terorganisasi, diplomasi, dengan penerapan metode negosiasi, persuasi,
tukar pikiran, dan sebagainya, mengurangi kemungkinan penggunaan kekuatan yang
sering tersembunyi.Diplomasi merupakan salah satu bagian penting dalam
pemeliharaan perdamaian.Pentingnya diplomasi sebagai pemelihara keseimbangan
dan kedamaian tatanan internasional.Diplomasi telah memainkan peranan besar
dalam mengatur kebijakan-kebijakan internasional.Banyak masalah yang nyata bisa
diselesaikan melalui diplomasi.Sehubungan dengan ini penelitian Richard W.
Sterling mengatakan, “sungguh, diplomasi adalah politik hubungan internasional,
politik internsional bagi arti yang paling tepat bagi istilah itu.”Pada
intinya, pentingnya diplomasi sebagai suatu instrument tatanan internasional
yang damai tak bisa dipungkiri dan mengoptimalkan aktivitas komunikasi
internasional.
Selain itu menurut beberapa pendapat, Fungsi Diplomasi
adalah:
Konvensi Vienna 1961 :
§ Mewakili negara pengirim di negara penerima.
§ Melindungi kepentingan negara pengirim dengan negara penerima.
§ Melakukan perundingan dengan negara penerima.
§ Mencari informasi di negara penerima untuk negara pengirim atau
menyampaikan informasi negara untuk negera penerima.
§ Meningkatkan hubungan persahabatan antar negara pengirim dan penerima
serta memajukan hubungan ekonomi, budaya dan ilmu pengetahuan.
TUJUAN DIPLOMASI
Diplomasi juga memiliki
beberapa tugas, yaitu:
1)
Menetapkan tujuan berdasarkan kekuatan sesungguhnya dan kekuatan potensial
yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut.
2)
Menilai Tujuan negara lain dan kekuatan sesungguhnya dan potensial yang
tersedia untuk mencapi tujuan tesebut.
3)
Menetapkan seberapa jauh tujuan-tujuan yang berbeda ini cocok satu sama
lain.
4)
Menggunakan sarana-sarana yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
Tujuan Diplomasi
menurut ahli
Kautilya,
ahli stategi politik di masa dinasti Mauryan di India, memaparkan ada empat
motif diplomasi:
a)
Acquisition: tujuan diplomasi adalah untuk membuat hubungan dengan negara lain
(hubungan diplomatik).
b)
Preservation: tujuan diplomasi adalah untuk menjaga hubungan hubungan dengan
negara lain.
c)
Augmentation: tujuan diplomasi adalah untuk memperluas hubungan diplomatik.
d)
Proper distribution: tujuan diplomasi adalah harmoni, perdamaian.
Dengan
kata lain tujuan dari diplomasi yang baik atau efektif adalah untuk menjamin
keuntungan maksimum negara sendiri. Kepentingan terdepan tampaknya adalah
pemeliharaan keamanan. Tetapi selain pertimbangan yang vital tentang keamanan
nasional, terdapat tujuan vital yang lain antara lain memajukan ekonomi,
perdagangan dan kepentingan komersial, perlindungan waega negara sendiri di
negara lain, mengembangkan budaya dan ideologi, peningkatan prestise nasional,
memperoleh persahabatan dengan negara lain, dan sebagainya. Secara luas tujuan
ini bisa dibagi menjadi empat: politik, ekonomi, budaya dan ideologi.
REFERENSI